counter

Kamis, 21 Maret 2013

Perkembangan, Keunggulan dan Kelemahan Akuakultur


Nasional
Undang-undang “Kutara Manawa” tentang larangan menangkap ikan alias mencuri ikan di kolam atau tambak (Schuster 1950) menunjukan bahwa budidaya ikan air tawar di kolam dan budidaya air payau (tambak) sudah menjadi kegiatan usaha yang sudah dapat ditarik pajaknya. Budidaya air tawar dimulai di China. Hickling (1971) dan Bardach dkk. (1972) mengutip berbagai informasi bahwa pemijahan ikan karper sudah dilakukan di China sejak tahun 2000 SM. Buku pertama yang terbit tentang pembenihan ikan karper ditulis oleh Li pada tahun 475 SM dan diterjemaahkan pada tahun 1940. Selain itu, di Mesir berdasarkan relief kuburan kuno yang dibangun tahun 2000 SM, telah digambarkan ada kolam taman dan ikan nila yang sedang ditangkap.

Perkembangan Budidaya Ikan
Informasi tentang budidaya ikan secara otentik tercatat pada buku yang paling pertama terbit tentang budidaya karper di China yang ditulis oleh Fan Lai tahun 475. Kemudian berkembang di benua dan negara-negara besar seperti Eropa, Austria, USA, Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan AS dari tahun ke tahun hingga 1957 mulai ada perbaikan genetik.

Kelemahan dan Keunggulan Akuakultur dengan Analisi SWOT Budidaya

KEKUATAN (Strength)
Potensi dan ketersediaan lahan luas. Jenis komoditas banyak dan beberapa ekonomis penting. Ikan berdarah dingin, efisien energi produksi protein lebih tinggi (20-40%), berdarah panas (5-15%). Produksi tidak tergantung musim. Jenis komoditas, ukuran dan bentuk produk dapat disesuaikan permintaan pasar. Efisiensi usaha tinggi (budidaya udang 2,75, pembenihan ikan laut 3,05, rumput laut 3,55, budidaya air tawar 3,55). Usaha masa depan karena lestari dan renewable, produktivitas intensif mencapai 200-3.000 ton/ha/tahun. Dapat memanfaatkan lahan margin. Dapat terpadu. Mengatasi kejenuhan pasar dan masalah dengan jenis baru, seleksi (breeding) dan Impor. Mempunyai multiplier effect sangat besar. Dapat merintis pengembangan wilayah, serta mampu menunjang otonomi daerah.

KELEMAHAN (Weakness)
Merubah/mengkonversi lahan, fungsi alami berubah dan timbulkan konflik kepentingan. Kebutuhan air relatif besar. Mencemari melaui eutrofikasi akibat utama penggunaan pakan. Rentan penyakit dan penyebab penyebaran penyakit. Rentan terhadap pencemaran lingkungan. Kemajuan cenderung over produksi, akibatnya penurunan harga dan keuntungan. Beberapa teknologi mempunyai tingkat resiko, tradisional produksi tidak pasti, intensif wabah penyakit dan penurunan daya dukung. Ketersediaan IPTEK dasar dan terapan terbatas.

PELUANG (Opportunity)

Peluang pasar besar, jenis komoditas, ukuran dan kualitas (hidup, segar dan olahan). Peluang pengembangan besar, ketersediaan lahan, air dan jenis ikan. Dapat dilakukan oleh berbagai tingkat masyarakat/pelaku, teknologi berbeda dan modal.

ANCAMAN (Threat)
Konflik kepentingan utama antar sektor. Persaingan pasar tinggi antar pengusaha dalam dan luar negeri. Ancaman wabah dan pencemaran plasma nutfah akibat distribusi berbagai benih, induk dan ikan hias. Daya dukung lahan dan air seluruh kawasan turun bila tidak dikelola dengan baik, menjadi tidak produktif dan resiko wabah penyakit tinggi akibatnya tidak bisa digunakan lagi.



sumber : bahan ajar kuliah Dasar-dasar Akuakultur Prof. Dr. Ir. Rustadi, M. Sc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar